Cerita PMM 3: Sudah Jangan ke Jatinangor, Nanti Kamu Terlanjur Nyaman

Penghuni Pondok Kita di Jans Park

"Sudah Jangan ke Jatinangor"

Melangkahkan kaki menembus batas ragu. Menempuh berkilo-kilo jarak, hanya untuk ke Jatinangor. Apa istimewanya kota ini? Apakah seperti Jogja yang kerap diromantisasi keistimewaan budayanya? Atau Bandung dengan puisi-puisi Pidi Baiq? Entahlah, yang jelas ada kebanggaan serta mimpi di Jatinangor, tepat di kampus biru dongkernya.

Manusia Yogi

Jatinangor, 26 Agustus 2023

Banyak hal manis di Jatinangor, banyak juga hal pahit atau bahkan hambar. Tak terasa tulisan di atas yang ku tulis tepat saat awal menginjakkan kaki di Jatinangor sudah akan menjadi kenangan. Sebab tak kurang dari sebulan lagi akan meninggalkan kota ini.

Jatinangor dan segala ceritanya terbingkai dalam benakku. Berat rasanya berpisah dengan tempat ini. Ada nasi goreng Mama Kukus yang masih ingin ku coba, Kantin Jatinangor tempat makan favorit, Pujasera tempat nongkrong murah meriah, Jatos tempat melepas setres dan banyak tempat lainnya.

Kalau bukan karena PMM 3 aku tidak bakal ke sini, toh untuk apa juga. Seperti keraguan ku dulu, nothing spesial di Jatinangor kecuali kampus biru donkernya, UNPAD. Namun, keraguan itu kini menjadi cinta yang tumbuh mekar bersama orang-orang baik di Jatinangor. Baik itu sesama pendatang PMM, mahasiswa reguler, dosen atau penduduk setempat.

Setelah ini Jatinangor akan terus menaruh harapan bagiku, harapan supaya bisa kembali melangkah di kota ini, supaya bisa kembali tidur di kasur Kos Pondok Kita yang nyaman. Meski dengan eforia yang berbeda tapi hal ini akan ku nantikan untuk mengenang hari-hari yang telah lalu di Jatinangor.

Jembatan Cincin

Terima kasih Jatinangor. Benar lirik lagu Jason Ranti, "Sudah Jangan ke Jatinangor," tapi aku harus merubah lirik lagunya menjadi, "Sudah jangan ke Jatinangor, nanti kamu terlanjur nyaman."

Manusia Yogi

Jatinangor, 25 November 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Putih Abu-abu

Koalisi Hati dan Pikiran Dalam Dialog Diri

Nyanyian Menutup Hari, Harmoni dari Perawang Kota Industri