Suara Anak Indonesia

Penulis : Yogi Kurniawan

Tulisan ini pernah dibuat dalam bentuk vidio oleh teman-teman Selasar Bersatu pada 2020


Poto : Peringatan Hari Down Syndrome sedunia kab. Rokan Hilir (2018)

Suci adalah fitrahku, jangan warnai aku selain putih. Gembira adalah inginku, jangan jebak aku dalam setiap permasalahanmu. Bermain adalah hidupku, jangan kurung aku dalam segala tekanan darimu. Aku masih terlalu belia, aku pun masih terlalu lemah dan tak berdaya, maka lindungi aku dengan cinta dan kelembutanmu. Aku belum terlalu fasih dalam berbicara dan pikiranku pun masih sebatas tentang aku, maka dengarkanlah suaraku dan biarkanku bercerita tentang keluh kesahku. 

Bagaimanapun keadaanku, terlahir seperti apapun aku, aku juga punya hak yang sama seperti mereka. Perlakukanku layaknya sebuah kertas putih, karena aku mudah robek juga mudah dikotori oleh tinta-tinta yang kau goreskan. Semua tentang aku seorang insan kecil yang Tuhan titipkan untuk dijaga dan disayangi, karena aku seorang anak. Inilah suaraku suara anak Indonesia.

Aku tidak bisa memilih untuk terlahir dari siapa dan dalam keadaan bagaimana. Namun demikian, aku berhak untuk tetap hidup dan menjalani kehidupan dengan layak. Bila aku kedinginan peluk aku dengan cinta serta beri aku pakaian yang layak. Bila aku lapar suapi aku dengan makanan yang sehat. Bila aku sakit beri aku pengobatan serta pelayanan kesehatan yang terbaik. 

Biarkan aku bermain, berteman, bersosialisasi, sekolah serta beri aku kebebasan untuk memanfaatkan waktu luangku agar aku dapat tumbuh dan berkembang secara penuh. 

Aku masih terlalu kecil dan lemah bahkan untuk melindungi diriku sendiri saja belum mampu. Maka lindungi aku dari segala macam ketakutan dan kekerasan. Seperti, tindak kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, perundungan, eksploitasi dan lainnya.

Dalam pengambilan keputusan, orang dewasa sering mengabaikan suaraku sebagai anak. Aku dianggap tidak tahu serta tidak perlu tahu. Padahal apa yang mereka putuskan berpengaruh dalam hidup dan tumbuh kembangku. Aku hanya ingin mereka mendengarkan dan menerima suaraku dalam setiap keputusan yang diambil.

Demikian suaraku, suara anak Indonesia. Dimana tepat pada tanggal 23 Juli aku dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Semoga perayaan ini bukan sekedar simbolitas dan formalitas saja, tetapi sebagai pengingat dan memberi kesadaran kepada masyarakat akan berharganya diriku dan pentingnya pemenuhan hak-hakku. 

Salam anak Indonesia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Putih Abu-abu

Koalisi Hati dan Pikiran Dalam Dialog Diri

Nyanyian Menutup Hari, Harmoni dari Perawang Kota Industri