Mimpi dan Kegagalan




Sepenggal cerita dari aku yang masih di ambang mimpi

Orang bilang tidak ada kemustahilan dalam bermimpi dan bercita-cita selagi masih sejalan dengan doa dan usaha. Jika benar demikian, maka sah saja jika aku memimpikan menjadi bagian dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik tanah air ini.

Sore itu,
"Ayo semangat belajar biar bisa ambil beasiswa ke Jogja. Tapi, kalau gagal di Jogja aku masih nunggu kamu kok di Bandung. Kamu simpan alamatku, aku pengen dengar banyak cerita kamu tentang Bagansiapiapi yg kamu sebut Hongkong Van Andalas itu. Pokoknya semangat deh, aku berdoa semoga Tuhan mengabulkan doa kita buat jadi mahasiswa baru, apalagi buat jumpa"

Begitulah sebuah pesan whatsapp yang masuk di ponselku. Tak lain pesan ini dikirim oleh teman online-ku, yang aku sendiri banyak belajar darinya. Sontak pesan ini membuatku tiba-tiba menjadi semakin yakin dan bersemangat untuk mewujudkan hal terindah yang masih sebatas mimpi yang sering ku ceritakan padanya, yaitu mimpiku untuk berkuliah di Jogja.

Jujur saja rasa malas, semangat belajar yang sering naik turun, kebanyakan rebahan, scroll sosmed seharian, ocehan orang tentang diriku, menjadi kurang percaya diri saat melihat pencapaian orang lain lebih baik dariku, takut kecewa pada harapan yang nantinya menjelma jadi kegagalan, itu semua adalah tantangan terbesar bagiku dalam proses perwujudan semua mimpi ini.

Yang aku lakukan saat ini adalah bagaimana memantaskan diri, melawan rasa malas dan keraguan, bahkan mencoba sesuatu yang orang lain ragukan padaku, mencari informasi sebanyak-banyaknya, gabung dalam forum-forum diskusi PTN, memperbanyak relasi bahkan sharing bareng mereka yang sukses masuk PTN terbaik, sedikit banyaknya telah membuka titik terang pikiranku sekaligus menjadi tamparan bagiku untuk segera berubah dan bangkit. Mau sampai kapan begini terus, mau sampai kapan diremehin orang terus, ada nasib yang perlu dirubah dan ada harapan yang perlu menjadi kenyataan.

Sekarang aku sudah kelas 12, bukan waktu yang lama lagi untuk mempersiapkan itu semua. Kalau boleh cerita sebenarnya jauh dari sekarang aku sudah jatuh cinta pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi salah satu PTN terbaik di Indonesia, tak lain itu adalah UGM. Entah mengapa aku begitu teringin menjadi bagian darinya. Bukan sekedar memakai almamater, tapi lebih dari itu, jika diberi kesempatan aku ingin belajar di fakultas Ilmu Budaya atau pun fakultas Ekonomi. Sastra atau Ekonomi teringin sekali aku mempelajari salah satu ilmu ini disana.

Memang dalam kehidupan tidak ada seorang pun yang mampu memprediksi nasib seseorang dikemudian. Jika pada kenyataan yang ada nantinya Tuhan belum mengizinkan atas mimpiku ini, aku bangga atas diriku yang pernah bermimpi besar dan menjadikannya sebagai tujuan dalam hidupku. Kecewa pastinya hadir, tetapi inilah arti bertarung dalam kehidupan sesungguhnya. Jika gagal berarti usahaku masih kurang maksimal dan doaku masih kurang khusyu. 

Berlarut pada kekecewaan nantinya hanya membuatku lemah. Saat gagal nantinya mungkin aku akan terus mencoba jalan lain dan jika gagal lagi mungkin aku akan berubah haluan mencari peluang di tempat lain. Saat ini aku hanya bisa berkaca pada kelemahan dan kekuranganku, berencana, berusaha dan berdoa. Urusan gagal atau tidaknya, aku percaya bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar meskipun bersaing melawan raja sekalipun.

Terimakasih sudah membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Putih Abu-abu

Koalisi Hati dan Pikiran Dalam Dialog Diri

Nyanyian Menutup Hari, Harmoni dari Perawang Kota Industri