Sebuah Puisi Untuk Hari Bumi

Ilustrasi (Sumber: almanac.com)

Hari ini tanggal 22 April 2020, umat manusia di dunia tengah memperingati Hari Bumi Sedunia atau Earth Day. Peringatan ini dimulai sejak tahun 1970 sampai sekarang.

Peringatan hari Bumi dibuat bukan untuk bermaksud apa-apa, melainkan mengingatkan manusia agar lebih menjaga dan menghargai bumi sebagai satu-satunya tempat yang layak untuk dihuni.

Saat ini memang usia bumi bukan terbilang muda, bumi kini sudah terlalu tua. Ditambah tingkah manusia yang selalu berbuat kerusakan menambah ringkihnya bumi ini.

Banjir, polusi, longsor, ilegal loging, tidak ada habisnya mewarnai kehidupan di bumi saat ini. Padahal semua yang diperbuat manusia pada bumi akan berimbas juga pada kehidupannya.

Selain peristiwa alam, kini bumi juga tengah sakit. Bak tempat sunyi tak berpenghuni, sedang manusia bersembunyi takut akan mati. Yah, bumi saat ini tengah dijangkiti virus corona.

Semoga baik-baik saja bumi, dan lewat puisi yang aku tulis ini semoga manusia diberi kesadaran untuk lebih menjagamu agar tetap berlangsungnya kehidupan di atas tanahmu.


SUARA ALAM

Karya: Yogi Kurniawan

Siapa sajalah berbuat kerusakan di muka bumi
Tiada diinginkan alam menunjukkan murka Ilahi
Bencana meleburkan tawa jahatnya tangan tiada berhati
Yang tiada berdosa pun turut terseret angkara murka Ilahi

Hendaklah tersadar sejak awal
Sebelum alam meronta geram
Apalah arti nafsu diri hendak memakan alam
Kalaulah kini diri sendiri mati di makan alam

Kunjungi juga Instagramku:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Putih Abu-abu

Koalisi Hati dan Pikiran Dalam Dialog Diri

Nyanyian Menutup Hari, Harmoni dari Perawang Kota Industri